I like this song
yamasa
Rabu, 04 Juni 2014
Sabtu, 24 Mei 2014
ANALISIS KONDISI DAN GAMBARAN PERUSAHAAN
Adapun Prosedur Pemilihan Lokasi
Perusahaan Di Antaranya:
Plant Analysis
Melakukan
evaluasi terhadap factor-faktor lokasi: apa yang paling berpengaruh dan apa
yang tidak. Menganalaisis penentuan keputusan lokasi apakah membangun baru atau
hanya relokasi. Serta mempertimbangkan alternative-alternatif lokasi.
Field Analysis
Dalam
analisis ini diperlukan pengurangan.penyeleksian beberapa aspek pada beberapa
lokasi yang lebih potensial untuk dipilih. Adapun prosedurnya yaitu melakukan
evaluasi kewilayahan, untuk mengidentifikasikan spesifikasi lokasi sesuai
kebutuhan dan juga menganalisis kelayakan wilayah. Selanjutnya dilakukan
evaluasi komunitas, untuk mengecek dukungan komunitas, keberadaan fasilitas
yang mendukung kegiatan pabrik serta adakan keuntungan untuk pengembangan
pabrik. Setelah itu dilakukan evaluasi tapak, yaitu dengan menganalisa biaya
yang sifatnya tak terduga maupun keberadaan industry lain baik sebagai pesaing
ataupun rekan.
Dalam
kegiatan analisis baik Plant Analysis maupun Field Analysis ada hal yang
penting yang perlu di lakukan , yaitu:
Plant Analysis
Ø Melakukan
analisis logistik yaitu dengan menentukan titik produksi dan pergudangan, membuat
rencana ekspansi jangka panjang, serta menentukan model transport yang
dikehendaki sesuai dengan permintaan.
Ø Melakukan
analisis produksi dengan mengecek kebutuhan bahanbaku, kebutuhan tenaga kerja,
energy dan utilitas lain.
Ø Melakukan
analisis pasar untuk mengetahui bagaimana karakter pasar dan menganalisa adanya
persaingan atau tidak.
Ø Pentingnya
preferensi terhadap aspek manajerial tertentu untuk mencapai profit maksimal
Ø Melakukan
pengembangan pabrk dengan mebangun pabrik baru
Ø Serta
melakukan analisa biaya pabrik yang exist
Field Analysis
Ø Melakukan
analisis wilayah untuk menentukan lokasi yang memberikan tawaran biaya
transport rendah, menyeleksi lokasi yang berpotensi, serta menganalisis kondisi
politis,keamana wilayah,insentif dan pajak industry yang berlaku.
Ø Melakukan
analisis komunitas untuk mengetahui deskripsi lokasi secara umum,
mempertimbangkan pertumbuhan populasi, mengantisipasi iklim industry yang ada,
serta fasilitas pendukung lokasi pabrik.
Ø Melakukan
analisis tentang jenis tanah,kemampuan lahan, drainase, biaya pematangan lahan,
dll.
Menyeleksi
lokasi akhir dengan membuat proposal biaya, melakukan perbandingan keuntungan
dan kerugian lokasi pada saat ini, baru melakukan penentuan akhir.
Tahap Analisis
Setelah mengumpulkan semua informasi
yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah
memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan
strategi. Dalam hal ini digunakan model matrik TOWS atau matrik SWOT dan matrik
internal-eksternal.
a. Matrik TOWS atau SWOT
Analisis SWOT adalah indentifikasi
berbagai faktor secara sistematika untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths)
dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategi (strategic
planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini
disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis
situasi adalah Analisa SWOT.
Matrik ini dapat menggambarkan secara
jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis
- Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan
pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut
dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
- Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan
kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
- Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan
pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
- Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan
yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta
menghindari ancaman.
b.
Matrik Internal-Eksternal (IE)
Parameter yang digunakan dalam matrik
internal-eksternal ini meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan
pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk
memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail.
Menurut Rangkuti,
F. (1997), dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu :
- Growth Strategy yang
merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri
- Stability Startegy adalah
strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.
- Retrenchment
Strategy adalah usaha memperkecil atau
mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
Kamis, 22 Mei 2014
DISTORSI AKUNTANSI
Penyebab
distorsi akuntansi adalah Standar akuntansi dengan alasan
- Standar akuntansi adalah
produk dari proses politik pihak terkait. Potensi distorsi muncul dari
alternatif metode yang dibolehkan oleh dewan standar bagi suatu transaksi.
- Adanya prinsip historical
cost yang mengurangi relevansi neraca karena tidak menggambarkan nilai
sekarang aset dan kewajiban
- Dipakainya konsep
konservatisme, mendorong bias pesimis dalam laporan keuangan (ini
diperlukan oleh analis kredit, tapi tidak oleh analis modal)
Kesalahan
mengestimasi konsekwensi aliran kas masa depan bisa mendistorsi relevansi angka
akuntansi. Misal penjualan kredit memiliki potensi untuk tidak dibayar oleh
pembeli. Kesalahan mengestimasi cadangan kerugian piutang dapat menyebabkan
distorsi.
Sumber
Distorsi
§ Accounting
Standards
o
Proses penyusunan standar dipengaruhi
oleh unsur polik (tarik menarik kepentingan)
o
Asumsi dalam prinsip akuntansi
o
Konservatism
§ Estimation
Errors
– estimasi harus dilakukan dalam akuntansi berbasir akrual, padahal estimasi
sangat subyektif
§ Reliability
vs Relevance – penekanan pada satu aspek dapat mengorbankan
aspek yang lain.
§ Earnings
Management
– window dressing laporan keuangan untuk tujuan khusus perusahaan atau
manajemen.
Adapun
klasifikasi tindakan yang meliputi kecurangan laporan keuangan adalah sebagai
berikut :
Pertama, sengaja
distorsi laporan keuangan sebagai alat untuk bertindak curang dengan mengecoh
pemakai atau kelompoknya tentang hasil usaha perusahaan. Dalam hal ini yang
menerima keuntungan langsung adalah pihak perusahaan atau pelaku kecurangan.
Adapun tujuan khusus dari tindakan ini adalah :
a) Mendapatkan kredit, modal
jangka panjang, atau tambahan modal investasi berdasarkan informasi keuangan
yang di distorsi atau dihapus.
b) Menyembuyikan kinerja tidak
baik dari perusahaan.
c) Menghapus hutang pajak.
d) Manipulasi harga saham.
e) Menyembunyikan kinerja
tidak baik oleh manajemen.
Kedua, sengaja
distorsi laporan keuangan untuk penyamaran tindakan kecurangan. dalam hal ini
yang diuntungkan tetap pihak perusahaan atau pelaku kecurangan. adapun tujuan
khusus dari tindakan ini adalah:
a) Menyembunyikan penjualan
fiktif atau harta milik dipalsukan.
b) Menyembunyikan pembayaran
yang tidak benar.
c) Menyembunyikan tindakan
penyelewangan dana atau harta.
Berikut
ini akan dicontohkan perusahaan yang dihubungkan dengan creative accounting
yaitu:
Kasus creative accounting sering
dihubungkan dengan Enron, sebuah perusahaan migas. Sebelum kebangkrutannya,
Enron pernah dipilih oleh Fortune Magazine sebagai ‘America’s Most
Innovative Company’ selama 6 tahun berturut-turut. Enron yang tadinya
adalah perusahaan pembangkit tenaga listrik mulai naik daun setelah Enron mulai
bermain komoditas-komoditas bandwidth telekomunikasi dan derivatives (sejenis
investasi di mana hasil untung ruginya berdasarkan pergerakan dari nilai aset
seperti saham, surat utang, komoditas, atau bahkan dari nilai seperti suku
bunga, valas, indeks pasar saham, bahkan indeks cuaca). Enron mulai berpaling
dari bisnis tradisionalnya dan mulai berspekulasi dalam financial
instruments yang mengandung resiko tinggi. Memang kesannya mereka
cukup sukses untuk beberapa tahun, tapi akhirnya kenyataan dari kesuksesan
(atau lebih tepatnya kegagalan) mereka mulai terlihat. Namun Enron bukan hanya
inovatif dalam berbisnis, ternyata juga ‘inovatif’ dalam cara pembukuannya. Di
balik kesuksesan mereka, banyak sekali hutang-hutang tersembunyi yang
dipindahkan kepada anak-anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi (tidak
diperhitungkan masuk ke dalam neraca perdagangan Enron sendiri). Mereka sengaja
memanfaatkan celah dalam hukum Amerika yang memperbolehkan ‘special purpose
vehicles’ (suatu organisasi yang dibentuk untuk proyek khusus yang dibentuk
terpisah untuk mengisolasi resiko-resiko dari proyek tersebut) yang memenuhi
syarat-syarat tertentu tidak dikonsolidasi.
Creative accounting bisa saja lolos dari prinsip-prinsip accounting
standards yang berlaku, karena cara-cara creative accounting biasanya
memang tidak atau belum diakomodasi oleh standar akuntansi yang berlaku, atau
memang sengaja mencari celah-celah di dalam standar akuntansi tersebut. Akan
tetapi, ini bukan berarti creative accountingbisa lolos apabila
diuji dengan kacamata kebenaran, dalam arti merefleksikan kondisi finansial
yang sebenarnya.
Dengan
demikian fungsi laporan keuangan dari sudut pandang kecurangan dalam kelompok
kecurangan laporan keuangan adalah :
1. Laporan
keuangan dipakai untuk ikut serta dalam suatu tindakan kecurangan perusahaan,
perusahaan atau pelaku kecurangan adalah penerima langsung dari keuntungan.
2. Laporan
keuangan dipakai untuk penyamaran suatu tindakan kecurangan.
PASAR
TENAGA KERJA DAN DAMPAK SOSIAL
Pasar Tenaga Kerja adalah : seluruh aktivitas dari pelaku-pelaku
untuk mempertemukan pencari kerja dengan lowongan kerja, atau proses terjadinya
penempatan dan atau hubungan kerja melalui penyediaan dan penempatan tenaga
kerja. Pelaku-pelaku yang dimaksud disini adalah pengusaha, pencari kerja dan
pihak ketiga yang membantu pengusaha dan pencari kerja untuk dapat saling
berhubungan.
Dampak Pasar Tenaga Kerja Fleksibel
Terdapat dilema dalam kebijakan yang berkaitan dengan fleksibilitas
pasar tenaga kerja. Tingkat upah yang rendah dan aturan perlindungan kerja yang
minimal dalam pasar tenaga kerja fleksibel akan menimbulkan dampak positif
dalam bentuk tambahan kesempatan kerja. Resikonya, hal tersebut mengancam
kelayakan hidup pekerja.
Sebaliknya, pasar tenaga kerja yang kaku dengan berbagai regulasi
pemerintah relatif menjamin kepentingan pekerja. Pemerintah mengatur rekrutmen,
upah minimum, PHK, dan perlindungan kerja. Namun, hal tersebut dinilai
memberatkan pengusaha.Dikhawatirkan, pengusaha telah mengurangi jumlah pekerja
atau merelokasi usaha untuk menyiasati mahalnya biaya pekerja Kesempatan kerja
untuk pekerja laki-laki, pekerja perempuan, pekerja dewasa, pekerja muda,
pekerja terdidik, pekerja kurang terdidik, pekerja kerah biru, pekerja penuh
waktu, dan pekerja paruh waktu berkurang secara signifikan dengan adanya
peningkatan upah minimum. Pengecualian terjadi pada pekerja kerah putih. Setiap
kenaikan upah minimum sebesar 10 persen justru akan meningkatkan kesempatan
kerja bagi pekerja kerah putih sebesar 10 persen.
Pengadaan Jaminan Sosial
Kebijakan pasar tenaga kerja
fleksibel hanya dapat diimplementasikan jika pemerintah telah menyediakan
jaminan sosial bagi warga negara. Pekerja yang diupah rendah dalam pasar tenaga
kerja fleksibel akan memperoleh jaminan sosial untuk hidup secara layak.
Jaminan sosial juga melindungi pekerja dari kemungkinan hubungan
ketenagakerjaan yang merugikan, seperti PHK. Karena dapat mempertemukan
kebutuhan terhadap pasar tenaga kerja fleksibel dengan hak hidup layak warga negara,
jaminan sosial ini merupakan kebijakan yang ideal dan harus menjadi pilihan
kebijakan dalam jangka panjang (long-run).
Saat ini, bagaimanapun, perlindungan di pasar tenaga kerja
praktis merupakan satu-satunya ”Perlindungan” bagi warga negara. Apabila
pemerintah mendorong pasar tenaga kerja fleksibel tanpa menyediakan jaminan
sosial yang memadai dan berfungsi secara efektif, pekerja akan merasakan dampak
negatif yang sangat berat.
Penentuan upah dipasar tenaga kerja
Pembayaran upah tenaga kerja dapat dibedakan
pada dua pengertian: gaji da upah. Gaji adalah pembayaran kepada
pekerja-pekerja tetap dan tenaga kerja profesional seperti pegawai pemerintah,
dosen, guru, manager dll. Biasanya sebulan sekali. Sedangkan upah adalah
pembayaran kepada pekerja-pekerja kasar yang pekerjaannya selalu
berpindah-pindah seperti pekerja pertanian, tukang kayu, buruh kasar dll. Dalam
teori ekonomi, upah diartikan sebagai pembayaran keatas jasa-jasa fisik maupun
mental yang disediakan oleh tenaga kerja kepada para pengusaha. Dalam teori
ekonomi, kedua jenis pendapatan pekerja tersebut dinamakan upah
analisis aktivitas pendanaan
Kewajiban
merupakan klaim dari pihak luar atas asset dan sumber daya perusahaan kini dan
masa depan.kewajiban dapat berupa pendanaan atau operasi dan biasanya didahulukan
daripada pemegang ekuitas.
Kewajian
pendanaan( financing liabilities)
merupakan seluruh bentuk pendanaan kredit seperti wesel bayar jangka panjang
dan obligasi, pinjaman jangka pendek dan sewa. Kewajiban operasi (operating
liabilities) merupakan kewajiban yang timbul dari operasi seperti kreditor
perdagangan, kredit yang ditangguhkan dan kewajiban pensiun. Kewajiban umumnya
dilaporkan sebagai lancer(current)
atau tidak lancar(uncurrent) biasanya
berdasarkan pada kapan kewajiban itu jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau
tidak.
Ekuitas(
equity) merupakan klaim pemilik atas
asset bersih perusahaan. Klaim pemilik dibawah kreditor, yang berarti klaimnya
dipenuhi setelah klaim kreditor diselesaikan
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Merupakan
kewajiban yang pelunasannya memerlukan penggunaan asset lancar atau munculnya
kewajiban lancar lainnya. Terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis pertama
timbul dari aktivitas operasi , meliputi utang pajak , pendapatan diterima
dimuka, uang muka, utang usaha dan beban operasi akrual lainnya seperti utang
gaji. Jenis kedua timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka
pendek, bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo, dan utang bunga.
Kewajiban Tak
Lancar
Merupakan
kewajiban yang jatuh temponya tidak dalam waktu satu tahun atau satu siklus
operasi,mana yang lebih panjang. Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligasi,
utang dan wesel bayar. Kewajiban tak lancar beragam bentuknya, dan penilaian
serta pengukurannya memerlukan pengungkapan atas seluruh batasan dan ketentuan.
Pengungkapan meliputi tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, hak konversi, fitur
penarikan, dan provisi subordinasi. Pengungkapan meliputi pula jaminan,
persyaratan penyisihan dana pelunasan, dan provisi kredit berulang.
Pengungkapan
juga disyaratkan untuk pembayaran dimasa depan utang jangka panjang dan untuk
saham yang dibeli kembali. Pengungkapan meliputi:
- Tanggal jatuh tempo dan persyaratan
pencadangan dana pelunasan setiap tahun selama lima tahun kedepan
- Persyaratan pelunasan setiap tahun
selama lima tahun kedepan
Analisis
Kewajiban
Auditor
menggunakan teknik seperti informasi langsung, melakukan telaah atas notulen
rapat, membaca kontrak dan perjanjian, serta bertanya pada pihak- pihak yang
memahami kewajiban perusahaan untuk meyakinkan diri mereka bahwa perusahaan
mencatat seluruh kewajibannya. Sumber keyakinan lain adalah akuntansi
berpasangan atau ayat berganda ( double
entry accounting) yang mensyaratkan adanya jurnal penyeimbang antara
perolehan asset, sumber daya atau biaya dengan kewajiban atau pembebanan sumber
daya.
Fitur
penting dalam analisis kewajiban :
- Ketentuan
utang( seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, pola pembayaran, dan jumlah)
- Pembatasan
pemakaian sumber daya dan pelaksanaan aktivitas bisnis
- Kemampuan
dan fleksibilitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya
- Kewajiban
untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas, dan ukuran keuangan
lain.
- Fitur
konversi kewajiban yang bersifat difusi.
- Larangan
atas pembayaran- pembayaran seperti deviden.
SEWA(lease)
Merupakan
perjanjian kontraktual antara pemilik(lessor)
dengan penyewa( lessee). Dua metode
alternatif untuk akuntansi sewa mencerminkan perbedaan dalam kontrak sewa. Sewa
yang mengalihkan manfaat dan resiko kepemilikan secara substansial dicatat
sebagai perolehan asset dan menimbulkan kewajiban bagi lessee. Sama halnya dengan lessor yang mencatat sewa tersebut
sebagai penjualan dan transaksi pendanaan. Jenis sewa ini disebut sewa pendanaan (capital
lease) jika diklasifikasikan sebagai sewa guna modal ini, baik asset yang
disewakan maupun kewajiban sewa diakui dalam neraca. Sewan tidak ada asset lainnya dicatat sebagai sewa operasi (operating lease) dalam operating lease, lessee(lessor) mencatat MPL(minimum
lease payment) sebagai beban (pendapatan ) sewa, dan tidak ada asset atau
kewajiban yang diakui dalam neraca.
Akuntansi
Dan Pelaporan Sewa
1. Klasifikasi
Dan Pelaporan Sewa
Lessee
mengklasifikasikan dan mencatat sewa sebagai capital lease jika:
·
Terdapat transfer kepemilikan asset
kepada lessee pada akhir masa sewa
·
Terdapat
opsi untuk membeli asset pada harga murah( bargain price)
·
Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi
umur ekonomis asset
·
Nilai sekarang pembayaran sewa dan
pembayaran lainnya sebesar 90% atau lebih dari nilai wajar asset dikurangi
dengan kredit pajak investasi yang ditahan oleh lessor.
2. Akuntansi
Sewa – Sebuah Ilustrasi
Membandingkan
dampak akuntansi sewa sebagai capital
lease atau operating lease. Kita
melihat dampaknya secara khusus pada laporan laba rugi maupun laporan posisi
keuangan lessee.
3. Pengungkapan
Sewa
Aturan
akuntansi yang mensyaratkan perusahaan dengan capital lease untuk melaporkan asset sewa maupun kewajiban sewa
dalam laporan posisi keuangan. Perusahaan harus mengungkapkan komitmen sewa
untuk masa depan capital lease yang
tidak dapat dibatalkan. Pengungkapan ini berguna untu tujuan analisis.
Analisis
Sewa
dampak
operating lease dan capital lease terhadap analisis laporan
keuangan. Bagian ini memberikan petunjuk yang spesifik tentang bagaimana
menyesuaikan laporan keuangan untuk operating lease yang seharusnya dicatat
sebagai capital lease
1. Dampak
Operating Lease
· Operating
lease menyajikan
kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan pendanaan sewa
dalam laporan posisi keuangan
· Operating
lease menyajikan
aset lebih rendah dari seharusnya
· Operating
lease menunda
pengakuan beban dibandingkan dengan capital
lease
· Operating
lease menyajikan
kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan porsi
pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dalan laporan posisi
keuangan.
·
Operating
lease memasukkan
bunga dalam beban sewa
2. Konversi
Operating Lease Menjadi Capital Lease
Menyediakan
metode untuk mengkonversi operating lease
menjadi capital lease. Metode ini
menekankan menyediakan estimasi yang masuk akal, bukan perhitungan pasti atas
seluruh dampak reklasifikasi sewa terhadap laporan keuangan.
Kewajiban
merupakan klaim dari pihak luar atas asset dan sumber daya perusahaan kini dan
masa depan.kewajiban dapat berupa pendanaan atau operasi dan biasanya didahulukan
daripada pemegang ekuitas.
Kewajian
pendanaan( financing liabilities)
merupakan seluruh bentuk pendanaan kredit seperti wesel bayar jangka panjang
dan obligasi, pinjaman jangka pendek dan sewa. Kewajiban operasi (operating
liabilities) merupakan kewajiban yang timbul dari operasi seperti kreditor
perdagangan, kredit yang ditangguhkan dan kewajiban pensiun. Kewajiban umumnya
dilaporkan sebagai lancer(current)
atau tidak lancar(uncurrent) biasanya
berdasarkan pada kapan kewajiban itu jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau
tidak.
Ekuitas(
equity) merupakan klaim pemilik atas
asset bersih perusahaan. Klaim pemilik dibawah kreditor, yang berarti klaimnya
dipenuhi setelah klaim kreditor diselesaikan
KEWAJIBAN
Kewajiban Lancar
Merupakan
kewajiban yang pelunasannya memerlukan penggunaan asset lancar atau munculnya
kewajiban lancar lainnya. Terdapat dua jenis kewajiban lancar. Jenis pertama
timbul dari aktivitas operasi , meliputi utang pajak , pendapatan diterima
dimuka, uang muka, utang usaha dan beban operasi akrual lainnya seperti utang
gaji. Jenis kedua timbul dari aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka
pendek, bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo, dan utang bunga.
Kewajiban Tak
Lancar
Merupakan
kewajiban yang jatuh temponya tidak dalam waktu satu tahun atau satu siklus
operasi,mana yang lebih panjang. Kewajiban ini meliputi pinjaman, obligasi,
utang dan wesel bayar. Kewajiban tak lancar beragam bentuknya, dan penilaian
serta pengukurannya memerlukan pengungkapan atas seluruh batasan dan ketentuan.
Pengungkapan meliputi tingkat bunga, tanggal jatuh tempo, hak konversi, fitur
penarikan, dan provisi subordinasi. Pengungkapan meliputi pula jaminan,
persyaratan penyisihan dana pelunasan, dan provisi kredit berulang.
Pengungkapan
juga disyaratkan untuk pembayaran dimasa depan utang jangka panjang dan untuk
saham yang dibeli kembali. Pengungkapan meliputi:
- Tanggal jatuh tempo dan persyaratan pencadangan dana pelunasan setiap tahun selama lima tahun kedepan
- Persyaratan pelunasan setiap tahun selama lima tahun kedepan
Analisis
Kewajiban
Auditor
menggunakan teknik seperti informasi langsung, melakukan telaah atas notulen
rapat, membaca kontrak dan perjanjian, serta bertanya pada pihak- pihak yang
memahami kewajiban perusahaan untuk meyakinkan diri mereka bahwa perusahaan
mencatat seluruh kewajibannya. Sumber keyakinan lain adalah akuntansi
berpasangan atau ayat berganda ( double
entry accounting) yang mensyaratkan adanya jurnal penyeimbang antara
perolehan asset, sumber daya atau biaya dengan kewajiban atau pembebanan sumber
daya.
Fitur
penting dalam analisis kewajiban :
- Ketentuan utang( seperti tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, pola pembayaran, dan jumlah)
- Pembatasan pemakaian sumber daya dan pelaksanaan aktivitas bisnis
- Kemampuan dan fleksibilitas untuk memperoleh pendanaan selanjutnya
- Kewajiban untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas, dan ukuran keuangan lain.
- Fitur konversi kewajiban yang bersifat difusi.
- Larangan atas pembayaran- pembayaran seperti deviden.
SEWA(lease)
Merupakan
perjanjian kontraktual antara pemilik(lessor)
dengan penyewa( lessee). Dua metode
alternatif untuk akuntansi sewa mencerminkan perbedaan dalam kontrak sewa. Sewa
yang mengalihkan manfaat dan resiko kepemilikan secara substansial dicatat
sebagai perolehan asset dan menimbulkan kewajiban bagi lessee. Sama halnya dengan lessor yang mencatat sewa tersebut
sebagai penjualan dan transaksi pendanaan. Jenis sewa ini disebut sewa pendanaan (capital
lease) jika diklasifikasikan sebagai sewa guna modal ini, baik asset yang
disewakan maupun kewajiban sewa diakui dalam neraca. Sewan tidak ada asset lainnya dicatat sebagai sewa operasi (operating lease) dalam operating lease, lessee(lessor) mencatat MPL(minimum
lease payment) sebagai beban (pendapatan ) sewa, dan tidak ada asset atau
kewajiban yang diakui dalam neraca.
Akuntansi
Dan Pelaporan Sewa
1. Klasifikasi
Dan Pelaporan Sewa
Lessee
mengklasifikasikan dan mencatat sewa sebagai capital lease jika:
·
Terdapat transfer kepemilikan asset
kepada lessee pada akhir masa sewa
·
Terdapat
opsi untuk membeli asset pada harga murah( bargain price)
·
Masa sewa 75% atau lebih dari estimasi
umur ekonomis asset
·
Nilai sekarang pembayaran sewa dan
pembayaran lainnya sebesar 90% atau lebih dari nilai wajar asset dikurangi
dengan kredit pajak investasi yang ditahan oleh lessor.
2. Akuntansi
Sewa – Sebuah Ilustrasi
Membandingkan
dampak akuntansi sewa sebagai capital
lease atau operating lease. Kita
melihat dampaknya secara khusus pada laporan laba rugi maupun laporan posisi
keuangan lessee.
3. Pengungkapan
Sewa
Aturan
akuntansi yang mensyaratkan perusahaan dengan capital lease untuk melaporkan asset sewa maupun kewajiban sewa
dalam laporan posisi keuangan. Perusahaan harus mengungkapkan komitmen sewa
untuk masa depan capital lease yang
tidak dapat dibatalkan. Pengungkapan ini berguna untu tujuan analisis.
Analisis
Sewa
dampak
operating lease dan capital lease terhadap analisis laporan
keuangan. Bagian ini memberikan petunjuk yang spesifik tentang bagaimana
menyesuaikan laporan keuangan untuk operating lease yang seharusnya dicatat
sebagai capital lease
1. Dampak
Operating Lease
· Operating
lease menyajikan
kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan pendanaan sewa
dalam laporan posisi keuangan
· Operating
lease menyajikan
aset lebih rendah dari seharusnya
· Operating
lease menunda
pengakuan beban dibandingkan dengan capital
lease
· Operating
lease menyajikan
kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan tidak menyajikan porsi
pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun dalan laporan posisi
keuangan.
·
Operating
lease memasukkan
bunga dalam beban sewa
2. Konversi
Operating Lease Menjadi Capital Lease
Menyediakan
metode untuk mengkonversi operating lease
menjadi capital lease. Metode ini
menekankan menyediakan estimasi yang masuk akal, bukan perhitungan pasti atas
seluruh dampak reklasifikasi sewa terhadap laporan keuangan.
Langganan:
Postingan (Atom)